Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tokoh Berpengaruh di Dunia yang Nggak Berprestasi Saat Masih Sekolah

Tokoh Berpengaruh di Dunia yang Nggak Berprestasi Saat Masih Sekolah

Tokoh Berpengaruh di Dunia yang Nggak Berprestasi Saat Masih Sekolah


Nggak peringkat satu, tapi sukses dan terkenal
Lingkungan sosial memberi cap buruk kepada anak yang kurang berprestasi di sekolah. Tidak pernah berprestasi secara akademik seringkali dianggap dan diprediksi tidak memiliki masa depan cerah. Kalau tidak pernah menyabet ranking tinggi, bakalan susah merah kesuksesan.

Ada yang berpesan supaya kita nggak terlalu mengejar IPK mendekati angka 4 bulat. Biasanya, yang nilainya bagus bakal menetap di almamaternya sebagai tenaga pengajar. Sedangkan yang nilainya biasa saja, bakal hadir kembali sebagai donatur terbesarnya.

Di zaman sekarang, masih banyak yang menganggap bahwa orang sukses adalah mereka yang selalu mendapat nilai sempurna dan ranking satu. Kamu perlu belajar kepada beberapa orang ini. Mereka tidak berprestasi saat menempuh pendidikan, tapi kesuksesan senantiasa mengiringi masa depannya.

Mantan Presiden ke-43 Amerika Serikat George W. Bush dulunya dinilai oleh sebagai orang introvert. Dia juga tidak memiliki kemampuan public speaking yang bagus ketika berbicara di depan orang banyak.

Pada acara kelulusan mahasiswa Southern Methodist University pada 2015 lalu, George W. Bush dipercaya untuk memberikan pidatonya yang sarat akan makna.

Hari ini saya ingin menyelamati lulusan yang memiliki nilai yang baik. Kerja bagus! Tapi saya juga ingin menyampaikan untuk lulusan yang masih di bawah rata-rata atau pada mahasiswa dengan nilai C. Kamu juga bisa jadi presiden. — George W. Bush

Jika dipahami lebih dalam, sebenarnya Bush sedang mengolok dirinya sendiri sebagai mahasiswa yang biasa-biasa saja saat kuliah. Ia pun memberi semangat kepada mahasiswa yang lulus dengan nilai akademis biasa saja untuk tetap mengejar cita-cita.

Nilai bukan satu-satunya hal yang harus dijunjung. Dia menyoroti fakta bahwa nilai tak bisa menentukan masa depan seseorang. Pasalnya, hidup penuh dengan kemungkinan tanpa batas.

Menjadi inovator nggak harus memiliki nilai 100 dan serba A. Ada banyak orang yang sukses walaupun nilai akademiknya jauh di bawah rata-rata. Sebut saja mendiang Steve Jobs yang menjadi founder dari gawai berperforma apik Apple.

Ia tidak menyelesaikan pendidikan formalnya di bangku perguruan tinggi. Namun ini nggak membuat dirinya berhenti menciptakan benda baru yang menjadi inovasi yang berguna bagi banyak orang beberapa tahun setelahnya.

Pada 2005 lalu, dia berkesempatan untuk memberikan speech di acara wisuda Stanford University. Tentang masa lalu hingga berada di titik kesuksesan pada saat itu, kata-katanya membuat hampir semua orang yang mendengarkan bakal ikut termotivasi untuk jadi lebih baik lagi.

Jadi sukses nggak harus punya IPK mendekati sempurna. Elizabeth Holmes menjadi salah satu miliarder wanita termuda di dunia pengobatan. Dia rela drop out dari Universitas Standford untuk meraih mimpi dan menjadi penemu Theranos.

Setelah itu, dia fokus membuat terobosan baru untuk alat tes darah. Hanya butuh setetes, darah seseorang bisa ketahuan golongannya hingga penyakit apa yang dideritanya.

Walaupun pendidikan penting, jalan untuk mencapai kesuksesan bukan hanya satu. Neil deGrasse Tyson adalah seorang astrofisikawan yang menjunjung bahwa IPK bukanlah segalanya yang harus dibanggakan hingga akhir hayat.

Berapa pun nilai IPK-mu, itu nggak bakal relevan dengan hidupmu. Karena pada realitanya, orang-orang tak akan menanyakan dan mempersoalkan IPK. — Neil deGrasse Tyson

Itulah beberapa patah kata yang diucapkannya ketika mengisi speech wisuda di Universitas Massachussetts Amherst pada 2015 lalu. Kecerdasan itu subjektif. Pencapaian akademik bukan satu-satunya barometer sebagai tolak ukur. Sukses sebagai mahasiswa belum tentu membuatnya jadi yang terbaik pada kehidupan nyata.

Yang membuat seseorang bisa sukses adalah karakter, pengalaman dan hubungan dengan individu lain. Bukan sekadar nilai dan prestasi akademik. Kesuksesan membutuhkan gairah, ketekunan, kecerdasan emosional dan kemampuan untuk mengerti arti dari kegagalan.

Jangan kaget jika banyak orang yang secara akademis tidak terlalu berprestasi malah jadi orang yang mempimpin dunia. Sebagian besar dari mereka mengerti artinya berjuang dan mengatasi rintangan lebih dari yang orang lain sadari.

Bukan berarti jika mendapat nilai jelek bakal menjamin kesuksesan di masa depan. Sekolah dengan baik juga tidak berarti ketika kamu bisa ada di puncak. Pada akhirnya, nilai cuma angka yang terukir di lembaran kertas. Pencapaian yang sebenarnya adalah perubahan nyata yang bermanfaat bagi banyak orang.




Buka juga :

Post a Comment for "Tokoh Berpengaruh di Dunia yang Nggak Berprestasi Saat Masih Sekolah"