Pembagkit Listrik Tenaga Nuklir
Sekilas Cara Kerja PLTN
Pembangkit listrik pada dasarnya adalah tempat untuk mengubah energi yang
dikandung oleh bahan bakar menjadi energi listrik. Mari kita lihat pembangkit
yang menggunakan batubara, yaitu PLTU. Prinsip kerja pembangkit ini secara
sederhana dapat diilustrasikan seperti pada Gambar 1.
Gambar 1. Skema cara kerja pembangkit
listrik berbahan bakar batubara.
Batubara yang merupakan bahan bakar dipasok ke dalam tungku (furnace).
Di situ batubara dibakar dan akan menghasilkan energi atau kalor. Selanjutnya
energi tersebut akan dipindahkan ke air di dalam boiler (F), di mana air
kemudian akan mendidih dan berubah bentuk menjadi uap (A). Uap yang mempunyai
suhu tinggi dan tekanan tinggi ini akan dialirkan ke turbin (B). Di dalam
turbin, uap akan melewati sudu-sudu turbin yang kemudian akan memutar poros
untuk menggerakkan generator (C) dan menghasilkan listrik. Uap yang telah
melewati turbin selanjutnya akan masuk ke dalam kondensor (D), di mana uap
tersebut akan didinginkan dan berubah bentuknya kembali menjadi cair. Air dari
kondenser selanjutnya akan dikembalikan ke dalam boiler dengan menggunakan
pompa umpan (E). Demikian seterusnya proses tersebut berlangsung
berulang-ulang. Karena proses tersebut berulang dan menggunakan uap sebagai
media untuk memindahkan energi, maka proses ini disebut dengan istilah siklus
uap atau dikenal juga dengan istilah siklus Rankine.
Lalu bagaimana halnya dengan reaktor nuklir atau PLTN? PLTN yang beroperasi saat ini sebagian besar juga bekerja berdasarkan proses siklus Rankine. Oleh karena itu secara garis besar prinsip pembangkitan listriknya juga mirip dengan PLTU. Akan tetapi bedanya, bahan bakarnya diganti dengan bahan bakar nuklir. Proses terbentuknya energi tidak berada di tungku, melainkan di teras reaktor. Gambar 2 di bawah ini menampilkan skema kerja PLTN.
Gambar 2. Skema cara kerja pembangkit
listrik tenaga nuklir.
Kalau dilihat dari Gambar 1 dan Gambar 2, akan tampak dengan jelas
perbedaannya. Tungku dan boiler yang ada di PLTU ternyata diganti dengan sistem
pemasok uap nuklir atau SPUN (Nuclear Steam Supply System/NSSS). Di luar
dari SPUN, komponen-komponen yang ada sangatlah mirip dengan yang ada di PLTU.
Oleh karena itu, orang yang bekerja di PLTN tidak hanya berasal dari lulusan
teknik nuklir saja, tetapi juga dari bidang keteknikan yang lain seperti teknik
mesin, teknik listrik, teknik kimia dan sebagainya. Lalu apa yang ada di dalam
SPUN tersebut? Kita akan meninjau dua jenis PLTN yang banyak digunakan di
dunia, yaitu jenis reaktor air tekan / RAT (Pressurized Water Reactor/PWR)
dan reaktor air didih / RAD (Boiling Water Reactor / BWR), yang skemanya
bisa kita lihat di Gambar 3 dan 4.
Gambar 3. Skema cara kerja reaktor air
tekan.
Pada PLTN jenis RAT, kita bisa melihat bahwa uap yang kemudian akan masuk
ke turbin ternyata dihasilkan di steam generator (SG) atau pembangkit
uap. Jadi di sini yang bertindak sebagai boiler adalah SG.
Bahan bakar nuklir berada di dalam teras reaktor (reactor core), dan
teras reaktor berada di dalam bejana reaktor (reactor vessel). Bahan
bakar akan mengalami reaksi fisi dan menghasilkan energi termal yang berada di
material bahan bakar itu sendiri. Agar energi tersebut dapat dimanfaatkan, maka
bahan bakar harus didinginkan menggunakan air pendingin. Jadi air pendingin ini
akan mengalir ke dalam teras reaktor dari bawah, selanjutnya mengambil kalor
dari bahan bakar, dengan demikian suhunya akan naik, dan selanjutnya keluar ke
atas dari teras untuk selanjutnya masuk ke SG. Di dalam SG energi yang
dikandung oleh air akan digunakan untuk menguapkan air yang akan masuk ke
turbin. Air yang sudah dingin selanjutnya akan dikembalikan ke teras reaktor.
Pada PLTN jenis ini, air pendingin reaktor dijaga jangan sampai mendidih,
caranya dengan mempertahankan tekanan air tetap tinggi. Agar tujuan ini
tercapai digunakan komponen yang disebut pressurizer (PRZ).
Jadi kalau mau dicari ciri khas dari PLTN tipe PWR ini:
- PWR mempunyai dua aliran pendingin yang terpisah, yaitu air untuk mendinginkan reaktor (istilahnya adalahsistem pendingin primer) dan air yang akan menjadi uap untuk memutar turbin (istilahnya adalah sistem pendingin sekunder).
- Proses pendidihan air terjadi di SG, di mana energi ditransfer dari pendingin primer ke pendingin sekunder.
- Pada sistem pendingin primer tidak terjadi pendidihan karena tekanan dijaga tetap tinggi oleh PRZ.
- Batang kendali yang mengatur berlangsungnya reaksi fisi terletak di bagian atas bejana reaktor.
Gambar 4. Skema cara kerja reaktor air
didih.
Tampak dari Gambar 4 di atas bahwa pada BWR hanya ada satu jenis air
pendingin saja. Proses pendidihan terjadi di dalam bejana reaktor, atau dengan
kata lain yang bertindak sebagai boiler ya bejana reaktornya itu
sendiri. Energi yang dihasilkan dari reaksi fisi akan digunakan secara langsung
untuk mendidihkan air dan uap yang dihasilkan dari bejana reaktor akan langsung
dialirkan menuju ke turbin.
Ciri khas dari reaktor ini adalah:
- Hanya ada satu jenis aliran pendingin.
- Proses pendidihan berlangsung di dalam bejana reaktor.
- Karena terjadi pendidihan pada sistem pendingin maka tekanan pendingin lebih rendah daripada PLTN jenis PWR.
- Karena uap akan mengumpul di bagian atas bejana, maka batang kendali ditempatkan dibagian bawah bejana reaktor.
Post a Comment for "Pembagkit Listrik Tenaga Nuklir"
Silahkan berkomentar disini