Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

7 Komponen Sistem Pengisian Pada Mobil + Fungsinya

7 Komponen Sistem Pengisian Pada Mobil + Fungsinya

7 Komponen Sistem Pengisian Pada Mobil + Fungsinya


Sistem pengisian pada mobil ternyata tidak hanya dihuni oleh altenator sebagai komponennya. Memang, altenator adalah komponen utama pada sistem pengisian. Tetapi, masih ada sekitar 6 komponen lain dalam sistem pengisian konvensional.

Lalu apa saja komponen yang dimaksud ? tidak usah panjang lebar, langsung saja simak artikel dibawah ini.

Komponen Sistem Pengisian Beserta Fungsinya 

 

Sebenarnya, sistem pengisian bisa bekerja hanya menggunakan komponen altenator. Tetapi agar dapat digunakan untuk kelistrikan mobil maka perlu komponen-komponen tambahan seperti ;

1. Baterai/Aki

Fungsi baterai adalah sebagai penyimpan energi listrik. Ibarat sebuah gudang, baterai akan menyimpan semua energi listrik yang dihasilkan altenator untuk kemudian energi yang tersimpan ini dikeluarkan saat diperlukan.

Perlu diketahui juga, listrik pada aki itu digunakan hanya saat proses starting dan ketika kelistrikan mobil hidup tapi mesin mati. Sementara saat mesin menyala, arus listrik pada aki akan tetap tersimpan. Hal itu dikarenakan sistem pengisian selain menyimpan energi ke aki juga menyuplai semua kebutuhan listrik.

2. Fuse dan Fuseble link

Fuse dan fuseble link memiliki fungsi yang berbeda meski bentuknya sama. Fuseble link bisa disebut sebagai main fuse yang diletakan didekat terminal positif baterai. Fungsi sekering ini yakni untuk melindungi seluruh sistem kelistrikan mobil dari arus yang berlebih. Umumnya fuseble link memiliki kapasitas hingga lebih dari 60 Ampere.

Sementara fuse digunakan sebagai pengaman satu rangkaian kelustrikan, dalam sistem pengisian konvensional ada dua buah fuse yang memiliki kapasitas sekitar 10-15 Ampere. Satu fuse digunakan sebagai sekering voltage regulator dan sekering lain digunakan untuk mengamankan lampu CHG dan Voltage relay.

3. Lampu CHG

Lampu CHG atau biasa juga disebut charging warning light merupakan lampu indikator yang bisa menunjukan adanya gagal pengisian. Saat kunci kontak ON maka secara normal lampu ini akan menyala, begitupun ketika mesin hidup lampu ini harusnya menyala, jika mati maka bisa mengindikasikan adanya kegagalan pengisian.

4. Kunci kontak

Kunci kontak berfungsi sebagai switch atau saklar. Memang sistem pengapian akan aktif secara otomatis ketika mesin menyala, namun untuk membangkitkan medan magnet pada rotor coil harus dilakukan oleh sebuah switch.

Ignition switch dipakai sebagai saklar rotor coil yang akan aktif saat kunci kontak diputar ke posisi ON.

5. Regulator

Advertisement


Regulator memiliki fungsi sebagai pengatur tegangan output dari altenator. Mengapa harus diatur ? karena tegangan yang duhasilkan altenator itu berbanding lurus dengan RPM mesin. Artinya ketika mesin berada pada RPM rendah maka output altenator juga rendah dan saat RPM mesin tinggi maka output altenator juga tinggi.


Rangkaian pengisian konvensional 

Sehingga regulator digunakan agar tegangan output altenator bisa tetap stabil maksimal 14 volt sebelum disalurkan ke kelistrikan kendaraan.

Regulator ada dua macam, yakni tipe point atau konvensional dan tipe IC. Tipe point menggunakan dua buah kumparan untuk mengatur nilai tegangan altenator sementara Regulator IC yang juga disebut sebagai kiprok pada sepeda motor sudah menggunakan rangkaian IC (Integrated Circuit) untuk mengatur tegangan output. Selengkapnya bisa simak prinsip kerja Regulator Point.

6. Altenator

Fungsi altenator yakni untuk mengubah sebagian energi putar mesin kebentuk energi listrik AC. Input altenator berasal dari pulley mesin yang terhubung dengan sebuah V belt, didalam altenator putaran rotor akan membuat perpotongan garis gaya magnet dengan stator sehingga terjadilah aliran elektron.



Arus dari stator sebelum disalurkan ke terminal B altenator dihubungkan terlebih dahulu ke Dioda Bridge untuk disearahkan. Mengapa altenator menggunakan arus AC ? alasannya karena daya dan frekuensi yang dihasilkan lebih besar dan stabil sehingga cocok untuk pengisian baterai. Selengkapnya bisa baca cara kerja altenator

7. Kabel Penghubung

Kabel pengubung memiliki tugas untuk menghubungkan tiap terminal pada komponen pengisian, setidaknya ada dua jenis kabel yakni kabel standar dan kabel B+. Kabel standar memiliki diameter seperti kabel kelistrikan mobil pada umumnya, fungsi kabel ini yakni menghubungkan tiap terminal pada seluruh sistem pengisian.

Sementara kabel B+ memiliki diameter lebih besar dari kebel standar dan hampir menyamai kabel stater. Fungsi kabel ini untuk menghubungkan terminal B altenator dengan Baterai.

Demikain artikel singkat mengenai fungsi komponen sistem pengisian mobil, semoga bisa menambah wawasan kita dan bermanfaat bagi kita semua.


Buka juga :

Post a Comment for "7 Komponen Sistem Pengisian Pada Mobil + Fungsinya"