Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Di Balik Kerasnya Seorang Ayah, Ada Kasih Sayang Yang Tiada Batasnya


Ayah anda seorang yang keras dan kasar? Pernah’kah anda berpikir bahwa di balik wajah kaku dan kerasnya seorang ayah, ada kasih sayang yang tiada batas buat anak-anaknya? Kalau tidak karena kasih sayangnya, bagaimana anda bisa tumbuh menjadi besar dan berpendidikan karena didikannya? Percayalah, tidak akan ada seorang ayah yang dengan kesengajaan mau menyakiti anak-anaknya jika tanpa ada sebabnya.  
Ada sebuah cerita tentang seorang anak yang dari kecilnya selalu di perlakukan dengan keras oleh ayahnya yang mantan militer.  Anaknya sampai menjuluki ayahnya dengan julukan si tangan besi. Karena setiap kali anaknya melakukan kesalahan selalu di hukumnya. Didikannya yang keras dari kecil menjadikan si anak tumbuh menjadi pribadi yang juga keras. Ia hanya melihat ayahnya yang berwajah kaku dengan ketegasannya yang sering membuatnya takut kalau melakukan kesalahan.
Perlakuan ayahnya yang keras dalam mendidiknya itu membuat si anak di dalam hatinya menyimpan rasa kebencian kepada ayahnya sendiri. Apa lagi ia sering melihat ibunya juga di perlakukan kasar oleh ayahnya. Sampai suatu ketika, ia dengan matanya sendiri melihat sang ayah tengah membelai rambut  adeknya yang saat itu tertidur pulas. Anak itu pulang malam, lalu mengendap-ngedap masuk ke dalam kamar takut ketahuan ayahnya dan tidak sengaja ia melihat perlakukan ayahnya sendiri yang dengan penuh kasihnya tengah membelai adeknya dengan bercucuran airmata. Saat itu ia merasakan dadanya bergetar hebat, dan tidak kuasa membendung rasa harunya, anak itu berlari masuk kedalam kamar, menangis karena ia telah salah sangka kepada ayahnya sendiri. Di balik sikab kasar dan keras seorang ayah ternyata ia menyimpan kasih sayang yang tiada batasnya.
Jika ayahnya keras dalam mendidiknya, karena ayahnya ingin agar ia dan adek-adeknya bisa menjadi pribadi yang mandiri. Hidup itu keras, dan harus di hadapi dengan kemandirian. Kalau dari kecil anak itu terbiasa di didik supaya mandiri, maka saat sudah besar, ia menghadapi kesulitan hidup tidak akan menjadi tumbang. Karena ia tidak akan tau sampai kapan ia akan terus bersama ayahnya. Semua itu ayahnya lakukan demi kebaikanya juga adek-adeknya. Kenyataanya itu yang membuat ia kemudian begitu menyayangi ayahnya, biarpun ia sering di hukum jika melakukan kesalahan. Pernah’kah kita merenung, jika kita melakukan pelanggaran atas aturan Alloh’ maka kitapun akan di hukumnya. Dan seorang ayah yang menghukum anaknya jika melakukan kesalahan adalah ayah yang justru sayang sama anak-anaknya, karena ayah tersebut tidak ingin anak-anaknya salah dalam menentukan arah jalannya.
Belajarlah tentang hukum sebab akibat, dan juga belajarlah dalam melihat sesuatunya itu bukan hanya secara sobyektif, tetapi lebih ke obyektifnya. Begitu juga saat kita menerima didikan yang keras dari ayah kita. Bisa jadi saat kecil, ayahnya juga dulunya di didik dengan keras, sehingga saat ia sudah berkeluarga dan mempunyai anak-anak, maka ia juga ingin agar bisa mendidik anak-anaknya dengan keras. Ayahnya sudah melihat hasil didikan keras itu yaitu ia menjadi pribadi yang tangguh, mandiri, dan  pantang menyerah.
Sekeras-kerasnya seorang ayah, tidak akan berani menyakiti anaknya sendiri jika tanpa sebuah alasan yang mendasarinya, kalau  sebagai seorang anak kita itu selalu menuruti apa yang menjadi perkataan ayah kita, berusahalah untuk bisa menyenangkan hatinya, pastilah ayahnya juga tidak akan marah pada kita. Kecuali kita dengan kesengajaan atau mungkin tanpa kita sadari telah menyakitinya, maka ayah kita bisa saja marah. Dan sebagai seorang anak kita wajib mengetahuinya, kalau yang namanya orang tua itu, biarpun apa yang ia lakukan itu salah, ia akan tetap merasa benar.
Sebagai contoh; Seorang ayah tanpa sengaja menaruh ember berisi air di depan pintu masuk, dan ketika dengan tergesa-gesa kita berlari masuk rumah, maka ember berisi air itu akan tertabrak kita, dan airnya’pun tumpah berantakan. Ayahnya yang melihat itu akan menjadi marah, “ kemana matamu? Jalan tidak pakai mata!”
Tetapi sebaliknya ketika kita yang menaruh ember berisi air di depan pintu, dan ganti ayah kita yang tergesa-gesa masuk ke dalam rumah, tertabrakan’lah ember berisi air tersebut, maka sang ayahpun tetap akan marah kepada anaknya, “ siapa yang menaruh ember di depan pintu? Sudah tau pintu untuk keluar masuk orang, di taruh ember!”
Begitulah seorang ayah. Dan kita sebagai seorang anak yang menyayangi orang tua kita, tentu akan dengan sabar menerima semua didikannya karena itu tentunya baik buat kita ke depannya. Di balik kerasnya seorang ayah, tersimpan kasih sayang yang tanpa batas. Dan  kita sebagai seorang anak, kita harus mensyukurinya dengan menyayangi ayah kita dengan penuh kasih sayang.

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya.....

Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya.

Lalu bagaimana dengan Ayah?

Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari,
tapi tahukah kamu, jika ternyata Ayah-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng,
tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Ayah bekerja dan dengan wajah lelah Ayah selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil......

Ayah biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.
Dan setelah Ayah mengganggapmu bisa, Ayah akan melepaskan roda bantu di sepedamu...

Kemudian Mama bilang : "Jangan dulu Ayah, jangan dilepas dulu roda bantunya" ,
Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka....

Tapi sadarkah kamu?
Bahwa Ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba.
Tetapi Ayah akan mengatakan dengan tegas : "Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang"

Tahukah kamu, Ayah melakukan itu karena Ayah tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

Saat kamu sakit pilek, Ayah yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :

"Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!".
Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.
Ketahuilah, saat itu Ayah benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja....

Kamu mulai menuntut pada Ayah untuk dapat izin keluar malam, dan Ayah bersikap tegas dan mengatakan: "Tidak boleh!".
Tahukah kamu, bahwa Ayah melakukan itu untuk menjagamu?
Karena bagi Ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga..

Setelah itu kamu marah pada Ayah, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu.. Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama....

Tahukah kamu, bahwa saat itu Ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,
Bahwa Ayah sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?

Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Ayah akan memasang wajah paling cool sedunia.... :')

Ayah sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..
Sadarkah kamu, kalau hati Ayah merasa cemburu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Ayah melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.

Maka yang dilakukan Ayah adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir...

Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut - larut...

Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Ayah akan mengeras dan Ayah memarahimu.. .
Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Ayah akan segera datang?
"Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Ayah"

Setelah lulus SMA, Ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.

Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Ayah itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti...
Tapi toh Ayah tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Ayah

Ketika kamu menjadi gadis dewasa....
Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain...

Ayah harus melepasmu di bandara.
Tahukah kamu bahwa badan Ayah terasa kaku untuk memelukmu?
Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .
Padahal Ayah ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.

Yang Ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu baik-baik ya sayang".

Ayah melakukan itu semua agar kamu KUAT...kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Ayah.

Ayah pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Ayah tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan...

Kata-kata yang keluar dari mulut Ayah adalah : "Tidak.... Tidak bisa!"
Padahal dalam batin Ayah, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti Ayah belikan untukmu".
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Ayah merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.

Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat "putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang"

Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Ayah untuk mengambilmu darinya.
Ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin..
Karena Ayah tahu.....
Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya....

Saat Ayah melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Ayah pun tersenyum bahagia....

Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Ayah pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?

Ayah menangis karena ayah sangat berbahagia, kemudian Ayah berdoa....
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Ayah berkata: "Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik....
Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik....
Bahagiakanlah ia bersama suaminya..."

Setelah itu Ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk...

Dengan rambut yang telah dan semakin memutih....
Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya....
Ayah telah menyelesaikan tugasnya....

Ayah, papa Bapak, atau Abah kita...
Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat...

Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis...
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .
Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU BISA" dalam segala hal !!!


Buka juga :

Post a Comment for "Di Balik Kerasnya Seorang Ayah, Ada Kasih Sayang Yang Tiada Batasnya"