“Teknologi Satelit Hoax” : Maafkanlah Saudaramu, Wahai Para Engineer Telekomunikasi/Satelit
Bentuk fisik transmisi yang real..
Apa yang diposting ini, tidak ditujukan buat mereka yang memahami Teknologi Satelit adalah HOAX.
Postingan ini ditujukan untuk mereka-mereka yang memang telah menikmati rejeki yang halal dari pekerjaan mereka di bidang telekomunikasi khususnya bidang Satelit. Dan memang sudah seperti itu mereka menjalani kehidupan mereka yang sudah baik dari usaha mereka yang begitu kuat dalam menuntut ilmu utk kebaikan keluarga mereka. Dan mudah2-an menjadi berkah yang semakin baik lagi di masa-masa mendatang.
Bagaimana perasaan dan pemikiran rekan-rekan yang bekerja di bidang Telekomunikasi khususnya bidang Teknologi Satelit menyikapi saudara-saudara kita yang menganut pemahaman Flat Earth (FE), dan mengatakan Teknologi Satelit adalah HOAX.
Apa yang disampaikan terkait teknologi Satelit yang HOAX, tentunya Anda sebagai Engineer Telko/Satelit dengan mudah sekali mengatakan bahwa itu adalah Fitnah yang tidak punya dasar sama sekali. Ini bisa difahami, karena memang kesehariannya terlibat langsung dengan teknologi ini.
Itulah kenapa rekan-rekan Engineer untuk bisa memaafkan mereka. Karena sejatinya mereka memang tidak punya pemahaman seperti rekan-rekan Engineer Telko/Satelit. Tapi bukan berarti mereka adalah orang-orang yang tidak baik, dan keselurahannya salah dalam mengatakan akan sesuatu.
Ada unsur kebenaran dari mereka di dalam memaknai tentang Flat Earth (FE), tetapi menjadi fitnah yang menurut saya luar biasa, terkait teknologi Satelit. Itu karena mereka berusaha membawakan kebenaran Flat Earth di bidang yang mereka tidak pahami sama sekali, terkait keilmuan di Telekomunikasi dan Satelit. Sehingga melahirkan asumsi-asumsi yang sangat menjurus ke fitnah dan pembodohan.
Saya hanya mencoba menjembatani bagian-bagian kebenaran dari masing-masing pihak atau tiap sisi. Saya akan memberikan satu bukti dulu, yaitu GPS. Untuk Satelit Geo terkait Palapa, BRISat, Telkom, VSAT, dan sejenisnya saya akan berikan postingan yang terpisah.
Kalau Anda sejatinya Engineer Telekomunikasi, pasti sudah paham dengan band frekuensi GPS, dan modulasinya. Jadi saya tidak akan perlu menjelaskan hal yang simple ini. Demikian juga dengan konsep trilateration(TOA:time of arrival) dari GPS di dalam menentukan positioning. Dan tentu Anda juga sudah paham bahwa system positioning GPS berbeda dengan sistem positioning yang menggunakan data-data Tower BTS dari masing-masing provider Celular.
(TDOA: time difference of arrival time untuk multilateration)
Kalau 2 hal ini (GPS, dan positioning BTS), Anda anggap sama, maka saya akan mengatakan dengan kasar, bahwa Anda adalah Enginer Telko yang SANGAT GOBLOK, karena Anda punya keilmuan tentang ini. Beda halnya kalau Anda memang tidak punya background pendidikan terkait ini. Saya tidak bisa mengatakan seperti perkataan kasar diatas, karena memang Anda tidak paham.
Saudara kita yang FE dan termasuk saya memahami bentuk bumi yang datar, dan sejatinya Satelit GPS (orbit LEO dan MEO) adalah HOAX. Saya tidak akan membuktikan tentang kenapa menjadi HOAX, yang ingin saya share adalah, jika Solid Material Satelitnya HOAX, signal GPSnya berasal dari mana? Ini yang perlu dibuktikan kepada orang-orang khususnya Anda yang Engineer Telko (sebenarnya 2 engineer terlibat di GPS: Telko, dan Geodetic).
Karena kalau ini terbukti, maka Satelit GPS dengan orbitnya yang HOAX adalah suatu kebenaran buat semua orang termasuk Anda sebagai Engineer Telko.
Pemakai terbesar dan sponsor utama dari GPS adalah badan-badan geodesi. Di Indonesia disebut dengan BIG (Badan Informasi Geospasial). Merekalah yang menggunakan teknologi GPS untuk mendapatkan akurasi yang sangat presisi, hingga mencapai milimiter. Mereka mengontrol apa yang dinamakan CORS(Continuously Operating Reference Station).
CORS Station tersebar di seluruh Indonesia dan juga di seluruh dunia. Semua badan geodesi spasial dibawah National Geodetic Survey (NGS) menggunakan teknologi GNSS(Global Navigation Satellite System). CORS Station area coveragenya mulai dari 50-70 km, hingga 100-200 km.
Setiap CORS Station harus memiliki posisi atau koordinat ECEF (Earth Center Earth Fixed): x, y, z atau koordinat 3D Cartesian,Latitude, Longitude, dan Altitude untuk mendukung algoritma trilateration (TOA) dalam menentukan posisi sebuah receiver GPS. Sistem yang digunakan adalah TOA (time of arrival), sehingga semua pemancar GPS atau Satelit GPS harus sinkron pemancaran signal GPS-nya.
CORS Station ada yang dibangun secara mandiri baik di gedung atau dilokasi terpencil(hutan atau gunung), ada yang ditempatkan di menara-menara Telkom, atau kah menara-menara BTS.
Apa yang diposting ini, tidak ditujukan buat mereka yang memahami Teknologi Satelit adalah HOAX.
Postingan ini ditujukan untuk mereka-mereka yang memang telah menikmati rejeki yang halal dari pekerjaan mereka di bidang telekomunikasi khususnya bidang Satelit. Dan memang sudah seperti itu mereka menjalani kehidupan mereka yang sudah baik dari usaha mereka yang begitu kuat dalam menuntut ilmu utk kebaikan keluarga mereka. Dan mudah2-an menjadi berkah yang semakin baik lagi di masa-masa mendatang.
Bagaimana perasaan dan pemikiran rekan-rekan yang bekerja di bidang Telekomunikasi khususnya bidang Teknologi Satelit menyikapi saudara-saudara kita yang menganut pemahaman Flat Earth (FE), dan mengatakan Teknologi Satelit adalah HOAX.
Apa yang disampaikan terkait teknologi Satelit yang HOAX, tentunya Anda sebagai Engineer Telko/Satelit dengan mudah sekali mengatakan bahwa itu adalah Fitnah yang tidak punya dasar sama sekali. Ini bisa difahami, karena memang kesehariannya terlibat langsung dengan teknologi ini.
Itulah kenapa rekan-rekan Engineer untuk bisa memaafkan mereka. Karena sejatinya mereka memang tidak punya pemahaman seperti rekan-rekan Engineer Telko/Satelit. Tapi bukan berarti mereka adalah orang-orang yang tidak baik, dan keselurahannya salah dalam mengatakan akan sesuatu.
Ada unsur kebenaran dari mereka di dalam memaknai tentang Flat Earth (FE), tetapi menjadi fitnah yang menurut saya luar biasa, terkait teknologi Satelit. Itu karena mereka berusaha membawakan kebenaran Flat Earth di bidang yang mereka tidak pahami sama sekali, terkait keilmuan di Telekomunikasi dan Satelit. Sehingga melahirkan asumsi-asumsi yang sangat menjurus ke fitnah dan pembodohan.
Saya hanya mencoba menjembatani bagian-bagian kebenaran dari masing-masing pihak atau tiap sisi. Saya akan memberikan satu bukti dulu, yaitu GPS. Untuk Satelit Geo terkait Palapa, BRISat, Telkom, VSAT, dan sejenisnya saya akan berikan postingan yang terpisah.
Kalau Anda sejatinya Engineer Telekomunikasi, pasti sudah paham dengan band frekuensi GPS, dan modulasinya. Jadi saya tidak akan perlu menjelaskan hal yang simple ini. Demikian juga dengan konsep trilateration(TOA:time of arrival) dari GPS di dalam menentukan positioning. Dan tentu Anda juga sudah paham bahwa system positioning GPS berbeda dengan sistem positioning yang menggunakan data-data Tower BTS dari masing-masing provider Celular.
(TDOA: time difference of arrival time untuk multilateration)
Kalau 2 hal ini (GPS, dan positioning BTS), Anda anggap sama, maka saya akan mengatakan dengan kasar, bahwa Anda adalah Enginer Telko yang SANGAT GOBLOK, karena Anda punya keilmuan tentang ini. Beda halnya kalau Anda memang tidak punya background pendidikan terkait ini. Saya tidak bisa mengatakan seperti perkataan kasar diatas, karena memang Anda tidak paham.
Saudara kita yang FE dan termasuk saya memahami bentuk bumi yang datar, dan sejatinya Satelit GPS (orbit LEO dan MEO) adalah HOAX. Saya tidak akan membuktikan tentang kenapa menjadi HOAX, yang ingin saya share adalah, jika Solid Material Satelitnya HOAX, signal GPSnya berasal dari mana? Ini yang perlu dibuktikan kepada orang-orang khususnya Anda yang Engineer Telko (sebenarnya 2 engineer terlibat di GPS: Telko, dan Geodetic).
Karena kalau ini terbukti, maka Satelit GPS dengan orbitnya yang HOAX adalah suatu kebenaran buat semua orang termasuk Anda sebagai Engineer Telko.
Pemakai terbesar dan sponsor utama dari GPS adalah badan-badan geodesi. Di Indonesia disebut dengan BIG (Badan Informasi Geospasial). Merekalah yang menggunakan teknologi GPS untuk mendapatkan akurasi yang sangat presisi, hingga mencapai milimiter. Mereka mengontrol apa yang dinamakan CORS(Continuously Operating Reference Station).
CORS Station tersebar di seluruh Indonesia dan juga di seluruh dunia. Semua badan geodesi spasial dibawah National Geodetic Survey (NGS) menggunakan teknologi GNSS(Global Navigation Satellite System). CORS Station area coveragenya mulai dari 50-70 km, hingga 100-200 km.
Setiap CORS Station harus memiliki posisi atau koordinat ECEF (Earth Center Earth Fixed): x, y, z atau koordinat 3D Cartesian,Latitude, Longitude, dan Altitude untuk mendukung algoritma trilateration (TOA) dalam menentukan posisi sebuah receiver GPS. Sistem yang digunakan adalah TOA (time of arrival), sehingga semua pemancar GPS atau Satelit GPS harus sinkron pemancaran signal GPS-nya.
CORS Station ada yang dibangun secara mandiri baik di gedung atau dilokasi terpencil(hutan atau gunung), ada yang ditempatkan di menara-menara Telkom, atau kah menara-menara BTS.
Sumber: BIG CORS MAP
CORS Station inilah yang sangat mungkin memancarkan signal GPS, dan bagaimana membuktikannya?
Sangat simple, asalkan Anda punya akses ke CORS Station dan bisa mendekati antena CORS Station yang modelnya seperti ini:
Untuk lebih detailnya sebaiknya Anda memilki peralatan GPS yang mampu memunculkan informasi status signal satelit yang terdekat dengan Anda. Dan dilakukan oleh 2 orang.
1 orang memegang peralatan GPS receiver dengan jarak dari antena sekitar puluhan meter. Dan satu orang lagi akan menutup antena diatas menggunakan bahan yang tidak bisa ditembus dengan signal RF, bisa mengunakan bahan aluminium foil atau yang lainnya yang tidak tembus signal RF.
Pada saat antenna ini tertutup, Anda akan melihat di receiver GPS Anda, ada satelit yang tiba-tiba level signalnya drop atau lost connection. Anda bisa melakukannya berulang-ulang untuk meyakinkan apakah signal GPS itu memang benar berasal dari antena ini.
Bagaimana dengan di lautan?
Anda juga bisa melakukan hal yang sama, tetapi Anda harus mencari buoy di lautan. Karena hanya buoy yang bisa dipasangi peralatan GPS, dilautan kita tidak bisa ketemu tower-tower seperti tower telkom atau bts seperti di darat.
Buoy ada banyak, Weather Buoy, RAMA Buoy, Tsunami Buoy, atau Echo Sounder Buoy. Tapi yang utama Anda harus bisa menemukan antena GPS-nya, untuk mempraktekkan hal diatas untuk membuktikan signal GPS berasal dari antena GPS di buoy ini.
Terlihat masuk akal?
Anda harus membuktikannya sendiri karena Anda seorang Engineer, dan Anda memang praktisi di bidang tersebut. Sehingga pada saat terbukti, Anda bisa saling mendukung satu sama lain dengan saudara kita yang menganut paham Flat Earth.
Pembuktian ini tidak serta merta membuat Anda menjadi seorang Flatter atau seorang FE. Walaupun ini adalah issue yang sering dibawakan oleh sebagian besar rekan FE. Ambillah bagian yang “mungkin” ada kebenarannya dan cari tahulah yang sebenar-benarnya.
Baca,…baca,..dan bacalah dengan…
Update Info:
Beberapa penampakan antena CORS:
Buka juga :
Post a Comment for "“Teknologi Satelit Hoax” : Maafkanlah Saudaramu, Wahai Para Engineer Telekomunikasi/Satelit"
Silahkan berkomentar disini