Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

DKI Bakal Gunakan Metro Kapsul

DKI Bakal Gunakan Metro Kapsul


Pemprov DKI Jakarta kembali menerima pemaparan soal metro kapsul dari PT Pembangunan Perumahan (PP), salah satu perusahaan yang juga menawarkan moda transportasi yang sama ke Pemkot Bandung.

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono mengapresiasi penawaran metro kapsul ini. Menurutnya, moda transportasi ini bisa menjadi feeder di sebuah kawasan supaya ada integrasi antar moda.

"Ini bisa melayani kawasan. Ini pengganti angkutan kota. Konsepnya bagus. Kami belum bicarakan soal harga, secara teknis mungkin atau tidak dikembangkan di Jakarta," ujar Sumarsono di Balai Kota, Jumat (13/1).

Ia mengatakan, PT PP memproduksi metro kapsul berkapasitas 50 orang. Perusahaan tersebut juga menawarkan konsep metro kapsul untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) atau bisa dibangun seperti di kawasan rumah susun (rusun).

"Kalau iya terjadi, sehingga kawasan tersebut tidak hanya dihuni masyarakat yang berpenghasilan tinggi, tapi kombinasi dengan sedang dan rendah. Konsepnya heterogen, tapi implementasinya kan ada lelang, penilaian tidak semua iya," katanya.

Sumarsono menilai, teknologi metro kapsul ini bagus sehingga memungkinkan untuk dibangun di DKI. Kendati belum sampai pada tahap pembicaraan nilai investasi, tetapi PT PP disebutkannya sanggup memproduksi 262.000 unit dalam satu tahun.

"Tapi kami masih lakukan pengkajian karena itu kan terkait denga penataan kota dan peruntukan lahan status lahan. Jadi masih panjang, tapi kami tekankan metro kapsul produksi dalam negeri," katanya.

Kendati demikian, pembangunan metro kapsul ini disebutkannya tidak membutuhkan banyak lahan. Prototype-nya sendiri ada di Subang, Jawa Barat. Apalagi Bandung sudah menandatangani kontrak akan membangun sarana transportasi massal tersebut.

Metro kapsul sendiri pernah ditawarkan oleh perusahaan yang membawahi sebuah konsorsium PT Perkakas Rekadaya Nusantara kepada DKI pada tahun 2014 lalu. Gubernur DKI Jakarta saat itu, Joko Widodo (Jokowi) bahkan sampai datang ke Subang untuk melihat langsung prototype metro kapsul tersebut.

Saat itu, metro kapsul diwacanakan akan menggantikan monorel yang pada masa itu juga tak jelas kelanjutannya. Namun seiring berjalannya waktu, wacana pembangunan metro kapsul ini pun hilang setelah DKI di bawah Basuki Tjahaja Purnama akhirnya lebih memilih pembangunan Light Rapid Transit (LRT) yang sudah ada contohnya dan digunakan di negara-negara lain.

Metro kapsul sendiri belum pernah ada negara yang menggunakannya karena merupakan produk dalam negeri. Bentuk metro kapsul sendiri saat itu digambarkan memiliki delapan roda plus roda yang terdapat seperti di mainan mobil Tamiya.

Agar dapat berjalan, metro kapsul menggunakan daya listrik sebanyak 18 kwh per kapsul. Sedangkan untuk jarak sepanjang 30 kilometer, sesuai yang diajukan untuk rute di Jakarta yakni Senayan-Bandara Soekarno-Hatta, dibutuhkan 15 megawatt. Mengingat rute tersebut merupakan jalur yang padat akan mobilisasi orang. Di bawah body metro kapsul sendiri disediakan baterai yang kapasitasnya 5 jam untuk antisipasi jika listrik mati.

Metro kapsul juga dilengkapi dengan sensor yang mampu mengatur sendiri jumlah penumpang yang menaikinya. Dengan demikian, apabila kapasitas kapsul yang dinaiki kelebihan muatan sensor tersebut akan memberi tanda agar muatan dikurangi, sama halnya seperti proses bekerja lift.

Buka juga :

Post a Comment for "DKI Bakal Gunakan Metro Kapsul"