Membangun Industri Kereta Api dalam Negeri
Membangun Industri Kereta Api dalam Negeri |
Kereta api adalah salah satu moda transportasi darat yang paling efektif, baik untuk jarak dekat maupun jarak jauh. Kereta api dapat mengangkut barang dan penumpang secara massal dengan tingkat keselamatan tinggi dibanding dengan moda transportasi darat lain. Sejak awal ditemukannya 1784 di Inggris oleh William Murdoch, kereta api telah mengalami banyak perkembangan dan semakin banyak digunakan. Di Indonesia sendiri, kereta api sudah mulai dibangun sejak zaman penjajahan Belanda oleh Namlooze Venootschap Nederlanche Indische Spoorweg Maatschappij (NV NISM) pada tahun 1864 [1]. Sekarang operasional kereta api di Indonesia dipegang oleh operator tunggal yakni PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI (Persero).
Selain dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam mempermudah dan mengakomodasi aktifitas ekonomi dan sosial, pengembangan perkeretaapian juga memiliki manfaat lain, seperti disebutkan dalam Laporan Tahunan 2014 PT KAI sebagai berikut:
a) Menekan kepadatan lalu lintas jalan raya sekaligus mengurangi konsumsi BBM akibat kemacetan lalu lintas
b) Mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas di jalan raya
c) Mengurangi beban jalan raya sekaligus menekan kerusakan jalan raya
d) Menghemat keuangan negara yang dialokasikan untuk perawatan jalan raya
e) Meminimalisasi biaya angkutan dan distribusi logistik nasional.
Berdasarkan jumlah penumpang yang dapat diangkut dan jarak perjalanan, kereta api adalah moda transportasi darat dengan konsumsi bahan bakar atau energi yang paling efisien. Konsumsi bahan bakar kereta api hanya sebesar 0,002 liter per kilometer per penumpang (km/Pnp), sedangkan bus sebesar 0,0125 liter per km/Pnp dan mobil pribadi sebesar 0,02 liter per km/Pmp [1]. Dengan konsumsi bahan bakar yang efisien per km/Pnp, kereta api merupakan moda transportasi dengan emisi gas CO2 paling kecil seperti ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1 Emisi CO2 2005 dalam EU27 berdasarkan Sektor Moda Transportasi
(sumber: Laporan Tahunan 2014 PT KAI)
Volume pengguna angkutan kereta api sendiri setiap tahun selalu meningkat. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (2010 – 2014) menunjukkan tren pertumbuhan rata – rata 8 % sejak tahun 2012 dan 2013, Gambar 2. Pada tahun 2014 volume angkutan penumpang meningkat sebesar 26 % dari tahun sebelumnya menjadi 280 juta penumpang. Sedangkan untuk volume angkutan barang meningkat 24 % menjadi 31 juta ton [1]. Hal ini menunjukkan bahwa kedepannya kereta api akan menjadi sarana angkutan massal yang memegang peranan penting.
a) Menekan kepadatan lalu lintas jalan raya sekaligus mengurangi konsumsi BBM akibat kemacetan lalu lintas
b) Mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas di jalan raya
c) Mengurangi beban jalan raya sekaligus menekan kerusakan jalan raya
d) Menghemat keuangan negara yang dialokasikan untuk perawatan jalan raya
e) Meminimalisasi biaya angkutan dan distribusi logistik nasional.
Berdasarkan jumlah penumpang yang dapat diangkut dan jarak perjalanan, kereta api adalah moda transportasi darat dengan konsumsi bahan bakar atau energi yang paling efisien. Konsumsi bahan bakar kereta api hanya sebesar 0,002 liter per kilometer per penumpang (km/Pnp), sedangkan bus sebesar 0,0125 liter per km/Pnp dan mobil pribadi sebesar 0,02 liter per km/Pmp [1]. Dengan konsumsi bahan bakar yang efisien per km/Pnp, kereta api merupakan moda transportasi dengan emisi gas CO2 paling kecil seperti ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1 Emisi CO2 2005 dalam EU27 berdasarkan Sektor Moda Transportasi
(sumber: Laporan Tahunan 2014 PT KAI)
Volume pengguna angkutan kereta api sendiri setiap tahun selalu meningkat. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (2010 – 2014) menunjukkan tren pertumbuhan rata – rata 8 % sejak tahun 2012 dan 2013, Gambar 2. Pada tahun 2014 volume angkutan penumpang meningkat sebesar 26 % dari tahun sebelumnya menjadi 280 juta penumpang. Sedangkan untuk volume angkutan barang meningkat 24 % menjadi 31 juta ton [1]. Hal ini menunjukkan bahwa kedepannya kereta api akan menjadi sarana angkutan massal yang memegang peranan penting.
Mengingat pentingnya peran transportasi perkeretaapian, maka pada zaman orde baru ketika pembangunan industri strategis menjadi fokus pemerintah, pada 18 Mei 1981 didirikanlah suatu PT (Persero) yang bergerak dibidang industri kereta api yang sekarang dikenal dengan PT Industri Kereta Api (Persero) atau PT INKA (Persero). Apa perbedaan PT KAI dan PT INKA? PT KAI adalah operator kereta api, sedangkan PT INKA adalah produsen kereta api. Karena untuk membangun perkeretaapian secara menyeluruh maka perlu adanya operator dan produsen dalam negeri sehingga dapat mandiri.
Sebagai salah satu BUMN yang bergerak dibidang perkeretaapian, PT KAI telah menunjukkan taringnya, terbukti menduduki peringkat ke-20 BUMN dengan keuntungan terbesar, yakni Rp 943, 42 M di tahun 2014 [2]. Sedangkan PT INKA, sebagai BUMN yang bergerak dibidang kereta api juga, selama ini belum kelihatan. Apalagi tercatat PT INKA sebagai salah satu BUMN yang mengalami kerugian pada tahun 2013 yakni sebesar Rp 97 M [3]. Sehingga pembenahan terhadap BUMN yang merupakan salah satu industri strategis ini perlu segera dilakukan.
Baru – baru ini (20/7/2015), seperti dilansir kompas.com [4], Menteri Perhubungan Ignatius Jonan, mengeluarkan peryataan kontroversial tentang PT INKA. Menurutnya, PT INKA belum dapat memproduksi kereta untuk angkutan orang karena kereta – kereta angkutan orang produksi PT INKA banyak yang tidak memenuhi aspek keselamatan. Menurut mantan Dirut PT KAI ini, PT INKA boleh untuk membuat gerbong barang, wagon, dan kereta penumpang yang ditarik lokomotif. Akan tetapi, untuk kereta berpenggerak seperti KRL dan KRD tidak usah.
Menurut Jonan tidak adanya unsur keselamatan inilah yang membuat kereta- kereta produksi PT INKA tidak pernah lagi digunakan untuk layanan KRL Commuter Line. Beliau mencontohkan, ketika pintu kereta harus dibuka kiri, begitu tombol yang digunakan untuk buka kiri yang kebuka malah pintu kanan. Lebih lanjut, Jonan menambahkan, “ Kalau kualitasnya tidak sempurna, disamping membahayakan, kalau nanti sering mogok, yang diprotes pasti operatornya. Produksi mereka belum sebagus seperti yang diharapkan masyarakat.”
Dalam beberapa bulan terakhir memang kereta – kereta i9000 buatan PT INKA sudah tak tampak dioperasikan oleh PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ). Asisten manager PT KCJ, Adli Hakim Nasution mengatakan, “Masih kita operasikan untuk Kampung Badan – Jakarta Kota. Tetapi, untuk saat ini lebih banyak di Depo Depok.” Ia menambahkan bahwa hal ini sesuai evaluasi yang dilakukan PT KCJ dan PT INKA sendiri. Kereta i9000 buatan PT INKA memiliki harga sekitar Rp 9 M, hampir 10 kali lipat lebih mahal ketimbang kereta bekas dari Jepang yang dibeli PT KCJ dengan harga sekitar Rp 1 M [5]. Sedangkan menurut Dirut PT KCJ, Muhammad Nurul Fadhila, biaya perawatan kereta buatan PT INKA pun lebih besar dibanding kereta bekas dari Jepang.
Terkait pernyataan Menteri Perhubungan Ignatius Jonan bahwa kereta buatan PT INKA tidak layak dioperasikan untuk angkutan orang, banyak pejabat dan juga masyarakat yang menentang dengan tuduhan tidak memberi kesempatan PT INKA untuk maju. Menanggapi hal ini, Jonan mengatakan, “Ada yang bilang kapan majunya. Mereka yang seperti itu orang – orang yang enggak ngerti engineering dan enggak ngerti masalah kereta api.” [6]
Pernyataan Jonan berpotensi menurunkan daya tawar PT INKA. Keselamatan masyarakat dalam hal ini penumpang kereta adalah yang paling utama, tetapi kita juga harus mengembangkan industri kereta api dalam negeri, PT INKA. Lantas bagaimana cara untuk membangun industri kereta api dalam negeri dengan menempatkan keselamatan penumpang sebagai prioritas?
Selain memberikan teguran, Jonan juga memberikan masukan kepada pemerintah tentang bagaimana cara memajukan PT INKA. Menurut mantan Dirut PT KAI ini, apabila ingin memajukan PT INKA, caranya adalah dengan menyuntikkan dana yang besar untuk proses penelitian dan pengembangan. “ Dari dulu waktu masih di kereta api, saya sudah sering bilang ke pemarintah, kalau INKA mau dibesarkan, harus ada penambahan penanaman modal yang cukup. Harus punya proses untuk pengujian, proses quality control yang cukup, proses research and development,” ujar dia. “Jadi caranya bukan dikasih order banyak terus disuruh ngerjain. Bukan begitu,’ tambahnya.
Selain itu Jonan juga menyarankan pusat kegiatan PT INKA ke kota besar untuk merangsang banyak tenaga ahli muda yang mau bekerja diperusahaan tersebut.“Tidak ada anak muda yang pintar – pintar mau kerja di Madiun. Dipindah kek ke Surabaya atau dimana gitu,” ujar dia kepada kompas.com, Senin (20/7/2015) [7].
Berdasarkan pertimbangan keselamatan penumpang dan kemajuan industri kereta api dalam negeri, pendapat Jonan bahwa salah satu solusi permasalahan PT INKA adalah dengan penanaman modal yang cukup adalah solusi yang tepat. Solusi ini sesuai langkah yang ditempuh China dalam pengembangan kereta apinya, yaitu dengan investasi dan transfer teknologi dari perusahaan kereta api kelas dunia [8]. Karena dengan modal yang cukup maka PT INKA dapat melakukan penelitian dan pengembangan produknya sehingga masalah aspek keselamatan kereta yang ada pada KRD dan KRL produk PT INKA dapat teratasi. Sedangkan pemberian order untuk PT INKA juga penting karena tanpa order maka hasil penelitian dan pengembangan produk PT INKA tidak akan terpakai. Selain itu, tanpa adanya order, proses bisnis PT INKA akan terhambat.
Untuk pemindahan pusat PT INKA ke kota besar ini belum merupakan masalah yang urgent. Kalau PT INKA dapat menunjukkan kualitasnya pasti akan banyak tenaga ahli muda yang tertarik untuk bergabung. Selain itu keberadaan PT INKA di kota kecil Madiun juga dapat berperan untuk pemerataan pembangunan dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar lokasi PT INKA.
Hal yang tidak kalah penting untuk dilakukan dalam membangun PT INKA adalah kerjasama antar BUMN. Kerjasama ini sangat penting karena PT INKA khususnya dan BUMN lain pada umumnya pasti saling membutuhkan. Misalnya PT INKA butuh PT KAI sebagai konsumen pembeli kereta, PT KAI butuh kereta untuk layanannya. PT INKA perlu suplai baja dari PT Krakatau Steel dan lain sebagainya. Dalam hal ini, pemerintah melalui Kementetian BUMN wajib turut serta dalam membangun dan mengawasi kerjasama tersebut. Tanpa adanya pengawasan pemerintah, kerjasama mungkin terjadi, tetapi hanya dalam bentuk transaksional pada umumnya. Dengan adanya pemerintah sebagai pengatur dan pengawas kerjasama diharapkan sesama perusahaan plat merah ini dapat saling membantu misalnya dengan memberikan potongan harga dan juga prioritas ketika ada tender proyek. Inilah yang disebut sinergi. Seperti slogan Kementerian BUMN yaitu Sinergi Membangun Negeri.
Dukungan untuk kemajuan PT INKA pun datang dari berbagai pihak, mulai dari Presiden, Menteri, dan juga masyarakat. Pada Jumat 6/3/2015, Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke PT INKA. Dalam kunjungan yang didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman itu, Presiden berpesan agar PT INKA fokus memproduksi kereta saja [9].
“Baru saja kita bicara masalah masa depan INKA. Saya sampaikan kepada Pak Dirut, kedepan kita fokus untuk mengerjakan kereta, baik monorel, LRT, dan lainya. Nanti saya minta penugasan untuk mengerjakan. Nanti dihitung dulu, harus dicek, harganya harus masuk. Monorelnya berapa yang Korea, Jepang, dan lain – lain. Harusnya disini lebih murah, kalau lebih mahal saya harus beli tempat lain,” kata Jokowi. Dalam kesempatan tersubut Jokowi memberikan jaminan penugasan selama 5 tahun. Artinya produksi dijamin selama 5 tahun.
“Kemarin produksi kereta, kemudian ganti bus, kemudian ganti mobil, jangan seperti itu. Harus fokus. Bersiaplah, INKA akan menuju ke kemajuan yang lebih baik. Karena memang kita ingin mandiri, berdikari dalam berproduksi,” tambahnya.
Menteri Perhubungan menegaskan pemerintah Presiden Jokowi menargetkan Indonesia akan memiliki total 5000 km rel kereta dalam 5 tahun. Jonan mengatakan pembangunan rel kereta mencakup di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Hal ini dilakukan untuk mengejar ketertinggalan pembangunan luar jawa [10].
Dukungan pun juga datang dari PT Pembangunan Jaya, salah satu BUMD yang mengikuti tender pengadaan kereta untuk proyek light rail transit (LRT) Jakarta. Managing Director PT Pembangunan Jaya, Frans Sunito, mengatakan pihaknya akan menggandeng PT INKA jika nantinya memenangkan tender“ Saya mau bikinan Indonesia karena kita orang Indonesia. Teknologi kereta itu sebenarnya enggak terlalu rumit, ada perusahaan Indonesia juga yang bisa. Kalau PT INKA mampu, kenapa enggak? Kita kan harus bantu mereka juga. Kalau beli dari luar mulu, kapan perusahaan Indonesia belajarnya?” [11]
Selain itu, PT INKA juga dilibatkan dalam proyek pembangunan kereta cepat atau high speed railway (HSR) rute Jakarta – Bandung yang melibatkan banyak BUMN asal Indonesia dan China. BUMN Indonesia dipimpin oleh PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dengan anggota konsursium antara lain PT Jasa Marga, PTPN VIII, PT INKA, dan PT LEN Industri. PT INKA dilibatkan untuk merancang dan merakit rolling stock atau kereta [12].
Sedangkan karena belum adanya pengalaman dalam bidang kereta cepat, PT INKA akan melakukan kerjasama dengan produsen kereta cepat dunia yang sudah ahli. Dengan kerjasama ini, PT INKA akan melakukan transfer teknologi. Proses perakitan hingga produksi dilakukan secara bertahap. Seperti diungkapkan Direktur Produksi PT INKA, Hendy Hendratno Adji kepada detikFinance (24/7/2015), “Kita juga menjajaki kerjasama manufaktur HSR, seperti dengan Bombardier asal Jerman, Nippon Sharyo asal Jepang, CAF asal Spanyol, CSR dan CNR asal China.” [13]
“Tapi dengan skema produksi tahapan manufaktur untuk menjamin kualitasnya. Ada Complete Build Bp (CBU) terus Semi Knock Down (SKD) terus terakhir Complete Manufacture (CM). Kita akan bisa belajar menguasai teknologi kereta cepat.”
Walaupun masih banyak kekurangan pada PT INKA, tetapi PT INKA juga sudah mulai menunjukkan prestasinya, terbukti masyarakat pengguna kereta puas dengan kereta buatan PT INKA. Salah satu contohnya adalah KA Argo Anggrek yang mulai dioperasikan pertengahan bulan puasa kemarin, ikut serta dalam melayani arus mudik maupun arus balik labaran tahun ini dan mendapatkan sambutan positif dari masyarakat.
Fasilitas yang menjadi perhatian penumpang kali ini adalah AC dan toilet. Menurut mereka AC lebih dingin dan toilet lebih bersih. Seperti dikutip dalam laman resmi PT INKA, salah satu penumpang Ali Fachrudin menyatakan “ AC lebih nyaman aja, toilet juga bersih. Saya rasa INKA sudah mampu apalagi produksi baja juga sudah ada Krakau Steel.” Pada laman yang sama, Gatot (50), kondektur KA Argo Anggrek juga sependapat jika produksi kereta seperti kereta penumpang dilakukan PT. INKA(Persero) [14].
Adanya dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat serta banyaknya proyek kereta api dalam negeri adalah nafas segar bagi PT INKA untuk kembali mengepakkan sayapnya dan terbang lebih jauh. Dengan adanya jaminan kerja dari Presiden maka dapat dikatakan pendanaan PT INKA sudah dijamin. Ditambah lagi dengan adanya proyek kereta super cepat yang melibatkan PT INKA merupakan kesempatan untuk melakukan penelitian dan pengambangan. Tidak ada kata terlambat untuk berbenah. Peluang berkarya untuk memenuhi kebutuhan kereta api Indonesia masih besar. Majulah perkeretaapian Indonesia.
Referensi
[1] Laporan tahunan PT KAI, 2014.
[2] Dwi Sutianto, Feby.”Ini 20 BUMN Laba Terbesar, BRI Geser Posisi Pertamina.”27Juli2015.detik.com/finance/read/2015/05/26/095806/2924940/4/ini-20-bumn-laba-terbesar-bri-geser-posisi-pertamina.
[3] Dwi Sutianto, Feby. “26 BUMN Rugi Rp 11,7 Trilliun, Ini Daftarnya. 27 Juli 2015.”detik.com/finance/read/2015/05/26/084528/2924940/4/26-bumn-rugi-rp-117-trilliun-ini-Daftarnya.
[4] Rudi, Alsadad. “Jonan: Kereta Buatan INKA Tak Layak untuk Angkutan Orang.” 23Juli2015.megapolitan.kompas.com/read/2015/07/21/07045121/Jonan.Kereta.Buatan.INKA.Tak.Layak.untuk.Angkutan.Orang.
[5] Rudi, Alsadad.”KCJ Pakai Kereta Buatan Jepang, ke Mana KRL Buatan PT INKA.”24Juli2015.http://megapolitan.kompas.com/read/2015/07/02/14513801/KCJ.Pakai.Kereta.Buatan.Jepang.ke.Mana.KRL.Buatan.PT.Inka.
[6] Rudi, Alsadad.”Menteri Jonan: Banyak Pejabat yang Sok Tahu!”24 Juli 2015. http://megapolitan.kompas.com/read/2015/07/21/07220931/Menteri.Jonan.Banyak.Pejabat.yang.Sok.Tahu.
[7] Rudi, Alsadad.”Menteri Jonan Sarankan Pusat PT INKA Dipindahkan dari Madiun.”23Juli2015.http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/07/21/083032326/Menteri.Jonan.Sarankan.Pusat.PT.INKA.Daipindah.dari.Madiun.
[8] Briginshaw, David. “China’s Rail Industry: the dragon on your doorstep.” 28 Juli2015.http://www.railjurnal.com/index.php/blogs/david-bginginshaw/chinas-rail-industry-the-dragon-on-your-doorstep.html.
[9] Jordan, Ray. “Jokowi Ingin INKA Fokus Produksi Kereta.” 27 Juli 2015. detik.com/finance/read/2015/03/06/181525/2851999/1036/jokowi-ingin-inka-fokus-produksi-kereta.
[10] Suhendra, Zulfi. “Dalam 5 Tahun RI Akan Punya 5.000 Km Jaringan Rel Kereta.”28Juli2015.http://finance.detik.com/read/2015/05/08/133009/2909779/4/dalam-5-tahun-ri-akan-punya-5000-km-jaringan-rel-kereta.
[11] Rudi, Alsadad.”Kereta LRT Jakarta Gunakan “Made in Indonesia”.” 23 Juli 2015.http://megapolitan.kompas.com/read/2015/05/20/12002851/Kereta.LRT.Jakarta.Gunakan.Made.in.Indonesia.?utm_campaign=related_left&utm_medium=bp&utm_source=news.
[12] Dwi Sutianto, Feby.”Proyek ‘Shinkanshen’ Jokowi akan Libatkan Produsen KeretaDariMadiun. ”23Juli2015.detik.com/finance/read/2015/07/14/111553/2968471/4/proyek-shinkansen-jokowi-akan-libatkan-produsen-kereta-dari-madiun.
[13] Dwi Sutianto, Feby.”Mampukah Insinyur RI Ciptakan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.”28Juli2015.detik.com/finance/read/2015/07/24/132749/2974400/1036/mampukah-insinsyur-ri-ciptakan-kereta-cepat-jakarta-bandung.
[14] Humas PT INKA. “KA Argo Anggrek Buatan PT INKA Melayani Mudik Lebaran.”24 Juli 2015. www.inka.co.id/?p=2834.
Sebagai salah satu BUMN yang bergerak dibidang perkeretaapian, PT KAI telah menunjukkan taringnya, terbukti menduduki peringkat ke-20 BUMN dengan keuntungan terbesar, yakni Rp 943, 42 M di tahun 2014 [2]. Sedangkan PT INKA, sebagai BUMN yang bergerak dibidang kereta api juga, selama ini belum kelihatan. Apalagi tercatat PT INKA sebagai salah satu BUMN yang mengalami kerugian pada tahun 2013 yakni sebesar Rp 97 M [3]. Sehingga pembenahan terhadap BUMN yang merupakan salah satu industri strategis ini perlu segera dilakukan.
Baru – baru ini (20/7/2015), seperti dilansir kompas.com [4], Menteri Perhubungan Ignatius Jonan, mengeluarkan peryataan kontroversial tentang PT INKA. Menurutnya, PT INKA belum dapat memproduksi kereta untuk angkutan orang karena kereta – kereta angkutan orang produksi PT INKA banyak yang tidak memenuhi aspek keselamatan. Menurut mantan Dirut PT KAI ini, PT INKA boleh untuk membuat gerbong barang, wagon, dan kereta penumpang yang ditarik lokomotif. Akan tetapi, untuk kereta berpenggerak seperti KRL dan KRD tidak usah.
Menurut Jonan tidak adanya unsur keselamatan inilah yang membuat kereta- kereta produksi PT INKA tidak pernah lagi digunakan untuk layanan KRL Commuter Line. Beliau mencontohkan, ketika pintu kereta harus dibuka kiri, begitu tombol yang digunakan untuk buka kiri yang kebuka malah pintu kanan. Lebih lanjut, Jonan menambahkan, “ Kalau kualitasnya tidak sempurna, disamping membahayakan, kalau nanti sering mogok, yang diprotes pasti operatornya. Produksi mereka belum sebagus seperti yang diharapkan masyarakat.”
Dalam beberapa bulan terakhir memang kereta – kereta i9000 buatan PT INKA sudah tak tampak dioperasikan oleh PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ). Asisten manager PT KCJ, Adli Hakim Nasution mengatakan, “Masih kita operasikan untuk Kampung Badan – Jakarta Kota. Tetapi, untuk saat ini lebih banyak di Depo Depok.” Ia menambahkan bahwa hal ini sesuai evaluasi yang dilakukan PT KCJ dan PT INKA sendiri. Kereta i9000 buatan PT INKA memiliki harga sekitar Rp 9 M, hampir 10 kali lipat lebih mahal ketimbang kereta bekas dari Jepang yang dibeli PT KCJ dengan harga sekitar Rp 1 M [5]. Sedangkan menurut Dirut PT KCJ, Muhammad Nurul Fadhila, biaya perawatan kereta buatan PT INKA pun lebih besar dibanding kereta bekas dari Jepang.
Terkait pernyataan Menteri Perhubungan Ignatius Jonan bahwa kereta buatan PT INKA tidak layak dioperasikan untuk angkutan orang, banyak pejabat dan juga masyarakat yang menentang dengan tuduhan tidak memberi kesempatan PT INKA untuk maju. Menanggapi hal ini, Jonan mengatakan, “Ada yang bilang kapan majunya. Mereka yang seperti itu orang – orang yang enggak ngerti engineering dan enggak ngerti masalah kereta api.” [6]
Pernyataan Jonan berpotensi menurunkan daya tawar PT INKA. Keselamatan masyarakat dalam hal ini penumpang kereta adalah yang paling utama, tetapi kita juga harus mengembangkan industri kereta api dalam negeri, PT INKA. Lantas bagaimana cara untuk membangun industri kereta api dalam negeri dengan menempatkan keselamatan penumpang sebagai prioritas?
Selain memberikan teguran, Jonan juga memberikan masukan kepada pemerintah tentang bagaimana cara memajukan PT INKA. Menurut mantan Dirut PT KAI ini, apabila ingin memajukan PT INKA, caranya adalah dengan menyuntikkan dana yang besar untuk proses penelitian dan pengembangan. “ Dari dulu waktu masih di kereta api, saya sudah sering bilang ke pemarintah, kalau INKA mau dibesarkan, harus ada penambahan penanaman modal yang cukup. Harus punya proses untuk pengujian, proses quality control yang cukup, proses research and development,” ujar dia. “Jadi caranya bukan dikasih order banyak terus disuruh ngerjain. Bukan begitu,’ tambahnya.
Selain itu Jonan juga menyarankan pusat kegiatan PT INKA ke kota besar untuk merangsang banyak tenaga ahli muda yang mau bekerja diperusahaan tersebut.“Tidak ada anak muda yang pintar – pintar mau kerja di Madiun. Dipindah kek ke Surabaya atau dimana gitu,” ujar dia kepada kompas.com, Senin (20/7/2015) [7].
Berdasarkan pertimbangan keselamatan penumpang dan kemajuan industri kereta api dalam negeri, pendapat Jonan bahwa salah satu solusi permasalahan PT INKA adalah dengan penanaman modal yang cukup adalah solusi yang tepat. Solusi ini sesuai langkah yang ditempuh China dalam pengembangan kereta apinya, yaitu dengan investasi dan transfer teknologi dari perusahaan kereta api kelas dunia [8]. Karena dengan modal yang cukup maka PT INKA dapat melakukan penelitian dan pengembangan produknya sehingga masalah aspek keselamatan kereta yang ada pada KRD dan KRL produk PT INKA dapat teratasi. Sedangkan pemberian order untuk PT INKA juga penting karena tanpa order maka hasil penelitian dan pengembangan produk PT INKA tidak akan terpakai. Selain itu, tanpa adanya order, proses bisnis PT INKA akan terhambat.
Untuk pemindahan pusat PT INKA ke kota besar ini belum merupakan masalah yang urgent. Kalau PT INKA dapat menunjukkan kualitasnya pasti akan banyak tenaga ahli muda yang tertarik untuk bergabung. Selain itu keberadaan PT INKA di kota kecil Madiun juga dapat berperan untuk pemerataan pembangunan dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar lokasi PT INKA.
Hal yang tidak kalah penting untuk dilakukan dalam membangun PT INKA adalah kerjasama antar BUMN. Kerjasama ini sangat penting karena PT INKA khususnya dan BUMN lain pada umumnya pasti saling membutuhkan. Misalnya PT INKA butuh PT KAI sebagai konsumen pembeli kereta, PT KAI butuh kereta untuk layanannya. PT INKA perlu suplai baja dari PT Krakatau Steel dan lain sebagainya. Dalam hal ini, pemerintah melalui Kementetian BUMN wajib turut serta dalam membangun dan mengawasi kerjasama tersebut. Tanpa adanya pengawasan pemerintah, kerjasama mungkin terjadi, tetapi hanya dalam bentuk transaksional pada umumnya. Dengan adanya pemerintah sebagai pengatur dan pengawas kerjasama diharapkan sesama perusahaan plat merah ini dapat saling membantu misalnya dengan memberikan potongan harga dan juga prioritas ketika ada tender proyek. Inilah yang disebut sinergi. Seperti slogan Kementerian BUMN yaitu Sinergi Membangun Negeri.
Dukungan untuk kemajuan PT INKA pun datang dari berbagai pihak, mulai dari Presiden, Menteri, dan juga masyarakat. Pada Jumat 6/3/2015, Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke PT INKA. Dalam kunjungan yang didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman itu, Presiden berpesan agar PT INKA fokus memproduksi kereta saja [9].
“Baru saja kita bicara masalah masa depan INKA. Saya sampaikan kepada Pak Dirut, kedepan kita fokus untuk mengerjakan kereta, baik monorel, LRT, dan lainya. Nanti saya minta penugasan untuk mengerjakan. Nanti dihitung dulu, harus dicek, harganya harus masuk. Monorelnya berapa yang Korea, Jepang, dan lain – lain. Harusnya disini lebih murah, kalau lebih mahal saya harus beli tempat lain,” kata Jokowi. Dalam kesempatan tersubut Jokowi memberikan jaminan penugasan selama 5 tahun. Artinya produksi dijamin selama 5 tahun.
“Kemarin produksi kereta, kemudian ganti bus, kemudian ganti mobil, jangan seperti itu. Harus fokus. Bersiaplah, INKA akan menuju ke kemajuan yang lebih baik. Karena memang kita ingin mandiri, berdikari dalam berproduksi,” tambahnya.
Menteri Perhubungan menegaskan pemerintah Presiden Jokowi menargetkan Indonesia akan memiliki total 5000 km rel kereta dalam 5 tahun. Jonan mengatakan pembangunan rel kereta mencakup di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Hal ini dilakukan untuk mengejar ketertinggalan pembangunan luar jawa [10].
Dukungan pun juga datang dari PT Pembangunan Jaya, salah satu BUMD yang mengikuti tender pengadaan kereta untuk proyek light rail transit (LRT) Jakarta. Managing Director PT Pembangunan Jaya, Frans Sunito, mengatakan pihaknya akan menggandeng PT INKA jika nantinya memenangkan tender“ Saya mau bikinan Indonesia karena kita orang Indonesia. Teknologi kereta itu sebenarnya enggak terlalu rumit, ada perusahaan Indonesia juga yang bisa. Kalau PT INKA mampu, kenapa enggak? Kita kan harus bantu mereka juga. Kalau beli dari luar mulu, kapan perusahaan Indonesia belajarnya?” [11]
Selain itu, PT INKA juga dilibatkan dalam proyek pembangunan kereta cepat atau high speed railway (HSR) rute Jakarta – Bandung yang melibatkan banyak BUMN asal Indonesia dan China. BUMN Indonesia dipimpin oleh PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dengan anggota konsursium antara lain PT Jasa Marga, PTPN VIII, PT INKA, dan PT LEN Industri. PT INKA dilibatkan untuk merancang dan merakit rolling stock atau kereta [12].
Sedangkan karena belum adanya pengalaman dalam bidang kereta cepat, PT INKA akan melakukan kerjasama dengan produsen kereta cepat dunia yang sudah ahli. Dengan kerjasama ini, PT INKA akan melakukan transfer teknologi. Proses perakitan hingga produksi dilakukan secara bertahap. Seperti diungkapkan Direktur Produksi PT INKA, Hendy Hendratno Adji kepada detikFinance (24/7/2015), “Kita juga menjajaki kerjasama manufaktur HSR, seperti dengan Bombardier asal Jerman, Nippon Sharyo asal Jepang, CAF asal Spanyol, CSR dan CNR asal China.” [13]
“Tapi dengan skema produksi tahapan manufaktur untuk menjamin kualitasnya. Ada Complete Build Bp (CBU) terus Semi Knock Down (SKD) terus terakhir Complete Manufacture (CM). Kita akan bisa belajar menguasai teknologi kereta cepat.”
Walaupun masih banyak kekurangan pada PT INKA, tetapi PT INKA juga sudah mulai menunjukkan prestasinya, terbukti masyarakat pengguna kereta puas dengan kereta buatan PT INKA. Salah satu contohnya adalah KA Argo Anggrek yang mulai dioperasikan pertengahan bulan puasa kemarin, ikut serta dalam melayani arus mudik maupun arus balik labaran tahun ini dan mendapatkan sambutan positif dari masyarakat.
Fasilitas yang menjadi perhatian penumpang kali ini adalah AC dan toilet. Menurut mereka AC lebih dingin dan toilet lebih bersih. Seperti dikutip dalam laman resmi PT INKA, salah satu penumpang Ali Fachrudin menyatakan “ AC lebih nyaman aja, toilet juga bersih. Saya rasa INKA sudah mampu apalagi produksi baja juga sudah ada Krakau Steel.” Pada laman yang sama, Gatot (50), kondektur KA Argo Anggrek juga sependapat jika produksi kereta seperti kereta penumpang dilakukan PT. INKA(Persero) [14].
Adanya dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat serta banyaknya proyek kereta api dalam negeri adalah nafas segar bagi PT INKA untuk kembali mengepakkan sayapnya dan terbang lebih jauh. Dengan adanya jaminan kerja dari Presiden maka dapat dikatakan pendanaan PT INKA sudah dijamin. Ditambah lagi dengan adanya proyek kereta super cepat yang melibatkan PT INKA merupakan kesempatan untuk melakukan penelitian dan pengambangan. Tidak ada kata terlambat untuk berbenah. Peluang berkarya untuk memenuhi kebutuhan kereta api Indonesia masih besar. Majulah perkeretaapian Indonesia.
Referensi
[1] Laporan tahunan PT KAI, 2014.
[2] Dwi Sutianto, Feby.”Ini 20 BUMN Laba Terbesar, BRI Geser Posisi Pertamina.”27Juli2015.detik.com/finance/read/2015/05/26/095806/2924940/4/ini-20-bumn-laba-terbesar-bri-geser-posisi-pertamina.
[3] Dwi Sutianto, Feby. “26 BUMN Rugi Rp 11,7 Trilliun, Ini Daftarnya. 27 Juli 2015.”detik.com/finance/read/2015/05/26/084528/2924940/4/26-bumn-rugi-rp-117-trilliun-ini-Daftarnya.
[4] Rudi, Alsadad. “Jonan: Kereta Buatan INKA Tak Layak untuk Angkutan Orang.” 23Juli2015.megapolitan.kompas.com/read/2015/07/21/07045121/Jonan.Kereta.Buatan.INKA.Tak.Layak.untuk.Angkutan.Orang.
[5] Rudi, Alsadad.”KCJ Pakai Kereta Buatan Jepang, ke Mana KRL Buatan PT INKA.”24Juli2015.http://megapolitan.kompas.com/read/2015/07/02/14513801/KCJ.Pakai.Kereta.Buatan.Jepang.ke.Mana.KRL.Buatan.PT.Inka.
[6] Rudi, Alsadad.”Menteri Jonan: Banyak Pejabat yang Sok Tahu!”24 Juli 2015. http://megapolitan.kompas.com/read/2015/07/21/07220931/Menteri.Jonan.Banyak.Pejabat.yang.Sok.Tahu.
[7] Rudi, Alsadad.”Menteri Jonan Sarankan Pusat PT INKA Dipindahkan dari Madiun.”23Juli2015.http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/07/21/083032326/Menteri.Jonan.Sarankan.Pusat.PT.INKA.Daipindah.dari.Madiun.
[8] Briginshaw, David. “China’s Rail Industry: the dragon on your doorstep.” 28 Juli2015.http://www.railjurnal.com/index.php/blogs/david-bginginshaw/chinas-rail-industry-the-dragon-on-your-doorstep.html.
[9] Jordan, Ray. “Jokowi Ingin INKA Fokus Produksi Kereta.” 27 Juli 2015. detik.com/finance/read/2015/03/06/181525/2851999/1036/jokowi-ingin-inka-fokus-produksi-kereta.
[10] Suhendra, Zulfi. “Dalam 5 Tahun RI Akan Punya 5.000 Km Jaringan Rel Kereta.”28Juli2015.http://finance.detik.com/read/2015/05/08/133009/2909779/4/dalam-5-tahun-ri-akan-punya-5000-km-jaringan-rel-kereta.
[11] Rudi, Alsadad.”Kereta LRT Jakarta Gunakan “Made in Indonesia”.” 23 Juli 2015.http://megapolitan.kompas.com/read/2015/05/20/12002851/Kereta.LRT.Jakarta.Gunakan.Made.in.Indonesia.?utm_campaign=related_left&utm_medium=bp&utm_source=news.
[12] Dwi Sutianto, Feby.”Proyek ‘Shinkanshen’ Jokowi akan Libatkan Produsen KeretaDariMadiun. ”23Juli2015.detik.com/finance/read/2015/07/14/111553/2968471/4/proyek-shinkansen-jokowi-akan-libatkan-produsen-kereta-dari-madiun.
[13] Dwi Sutianto, Feby.”Mampukah Insinyur RI Ciptakan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.”28Juli2015.detik.com/finance/read/2015/07/24/132749/2974400/1036/mampukah-insinsyur-ri-ciptakan-kereta-cepat-jakarta-bandung.
[14] Humas PT INKA. “KA Argo Anggrek Buatan PT INKA Melayani Mudik Lebaran.”24 Juli 2015. www.inka.co.id/?p=2834.
Buka juga :
Post a Comment for "Membangun Industri Kereta Api dalam Negeri"
Silahkan berkomentar disini