4 Macam Sistem Pengapian + Cara Kerja dan Rangkaiannya
4 Macam Sistem Pengapian + Cara Kerja dan Rangkaiannya
Macam macam sistem pengapian - Pernahkan anda memikirkan mengapa busi bisa mengeluarkan api ? mungkin beberapa dari anda sudah mengetahuinya bahwa busi sebenarnya tidak mengeluarkan api melainkan memercikan energi listrik. Namun, dari mana listrik sebesar itu hingga bisa berwujud seperti pantikan api ?
Kita tahu, sistem kelistrikan kendaraan menggunakan baterai dengan daya 12 volt. Tegangan sebesar ini dipastikan tidak akan mengeluarkan pantikan pada celah sebesar 0,8 mm. Untuk itu ada rangkaian peningkatan tegangan listrik agar listrik mampu keluar dari elektroda busi dalam wujud percikan api.
Rangkaian ini, disebut rangkaian sistem pengapian. Terhitung ada sekitar 4 tipe pengapian pada kendaraan, antara lain ;
Apa pengertiannya ? apa perbedaanya ? dan bagaimana cara kerjanya ? bisa anda simak semuanya pada artikel dibawah ini.
Macam Macam Sistem Pengapian
1. Sistem Pengapian Konvensional
Sistem pengapian konvensional merupakan rangkaian pengapian dengan kinerjanya secara mekanis. Mengapa disebut secara mekanis ? karena dalam hal melakukan pengubahan tegangan dilakukan secara mekanis dengan memutuskan arus primer coil menggunakan kontak pont.
Kontak point ini disebut juga sebagai platina karena ujung point ini berbahan platina. Platina, secara normal akan terhubung dengan massa, tapi apabila kaki platina terkena cam maka kontak akan terputus. Terputusnya kontak platina ini digunakan untuk meningkatkan tegangan primer dengan cara induksi elektromagnet.
Selain itu, untuk membagi busi mana yang hidup juga digunakan sistem mekanis dengan menggunakan bantuan rotor dan distributor. Komponen distributor ini terhubung dengan crankshaft sehingga saat rotor distributor berputar maka tegangan hasil induksi akan didistribusikan ke semua busi sesuai fairing order.
Meski memakai sistem mekanis, tipe pengapian konvensional menjadi dasar terciptanya sistem pengapian modern. Saat ini, sudah sangat jarang kita temui mobil-mobil dengan sistem ini karena dari segi efisiensi listrik kalah dengan pengapian modern.
2. Sistem Pengapian Transistor
Sistem pengapian transistor menjadi skema pengapian dengan komponen elektronika, namun masih tetap ada beberapa komponen mekanis. Sistem pengapian transistor adalah rangkaian kelistrikan yanh menggunakan transistor sebagai pemutus arus primer.
Secara prinsip, sistem ini sama seperti sistem konvensional hanya saja ada output kumparan primer coil akan dihubungkan dengan sebuah transistor selaku saklar elektronik. Sementara untuk membagi tegangan, komponen distributor tetap disediakan.
Ada dua macam pengapian transistor yakni
Tipe semi-transistor, masih menggunakan kontak point yang dijadikan pemutus arus basis pada kaki transistor.
Tipe fully-transistor, tipe full transistor menggunakan signal generator yang menggantikan kontak point. Penggunaan signal generator ini tidak menimbulkan gesekan karena bekerja secara magnetic. Selengkapnya simak cara kerja pengapian elektronik.
3. Sistem pengapian CDI
Sistem pengapian berikutnya lebih banyak diaplikasikan pada sepeda motor. Pengapian CDI menggunakan capasitor yang dapat menyimpan dan mengeluarkan semua arusnya dengan cepat.
Cara kerja CDI dimulai ketika magnet menghasilkan arus saat engkol mesin berputar. Arus yang dihasilkan dalam bentuk AC akan disalurkan kedalam Capasitor unit agar arusnya bisa diserap. Dilain tempat ada pulser yang akan menentukan timming pengapian berdasakan kemagnetan.
Saat pulser mengirimkan triger maka capasitor akan mengeluarkan (discharge) seluruh arus listriknya ke coil primer. Didalam coil tegangan listrik diperbesar lagi sehingga mampu mengeluarkan api pada busi. Lebih detailnya bisa anda simak pada cara kerja pengapian CDI motor.
4. Sistem pengapian DLI
DLI merupakan singkatan dari distributor less ignition. Seperti namanya, sistem ini tidak menggunakan komponen distributor. Lantas, bagaimana kinerjanya ?
DLI banyak diaplikasikan pada mobil-mobil modern, biasanya menggunakan dual coil pack atau single coil pack. Dengan kata lain, setiap busi akan dilayani oleh sebuah coil, sehingga satu coil hanya akan meningkatkan tegangan untuk satu busi.
Dalam hal ini, pada mesin 4 silinder misalnya maka ada 4 input yang masing-masing akan memberi perintah kapan coil akan bekerja. Input ini diatur oleh ECM dengan bantuan sensor CKP, CMP dan beberapa sensor lain.
Pada tipe single coil pack maka keberadaan kabel busi juga ditiadakan karena output coil akan langsung disalurkan melalui per ke busi, Tentunya ini meningkatkan efisiensi penyaluran energi listrik. Untuk mempelajari DLI bisa anda simak cara kerja pengapian DLI
Demikian artikel lengkap dan detail mengenai macam macam sistem pengapian pada mobil dan motor, semoga bisa menambah wawasan kita dan bermanfaat bagi kita semua.
Buka juga :
Macam macam sistem pengapian - Pernahkan anda memikirkan mengapa busi bisa mengeluarkan api ? mungkin beberapa dari anda sudah mengetahuinya bahwa busi sebenarnya tidak mengeluarkan api melainkan memercikan energi listrik. Namun, dari mana listrik sebesar itu hingga bisa berwujud seperti pantikan api ?
Kita tahu, sistem kelistrikan kendaraan menggunakan baterai dengan daya 12 volt. Tegangan sebesar ini dipastikan tidak akan mengeluarkan pantikan pada celah sebesar 0,8 mm. Untuk itu ada rangkaian peningkatan tegangan listrik agar listrik mampu keluar dari elektroda busi dalam wujud percikan api.
Rangkaian ini, disebut rangkaian sistem pengapian. Terhitung ada sekitar 4 tipe pengapian pada kendaraan, antara lain ;
- Sistem pengapian konvensional
- Sistem pengapian transistor (elektronik)
- Sistem pengapian CDI (Sepeda motor)
- Sistem pengapian DLI
Apa pengertiannya ? apa perbedaanya ? dan bagaimana cara kerjanya ? bisa anda simak semuanya pada artikel dibawah ini.
Macam Macam Sistem Pengapian
1. Sistem Pengapian Konvensional
Sistem pengapian konvensional merupakan rangkaian pengapian dengan kinerjanya secara mekanis. Mengapa disebut secara mekanis ? karena dalam hal melakukan pengubahan tegangan dilakukan secara mekanis dengan memutuskan arus primer coil menggunakan kontak pont.
Kontak point ini disebut juga sebagai platina karena ujung point ini berbahan platina. Platina, secara normal akan terhubung dengan massa, tapi apabila kaki platina terkena cam maka kontak akan terputus. Terputusnya kontak platina ini digunakan untuk meningkatkan tegangan primer dengan cara induksi elektromagnet.
Selain itu, untuk membagi busi mana yang hidup juga digunakan sistem mekanis dengan menggunakan bantuan rotor dan distributor. Komponen distributor ini terhubung dengan crankshaft sehingga saat rotor distributor berputar maka tegangan hasil induksi akan didistribusikan ke semua busi sesuai fairing order.
Meski memakai sistem mekanis, tipe pengapian konvensional menjadi dasar terciptanya sistem pengapian modern. Saat ini, sudah sangat jarang kita temui mobil-mobil dengan sistem ini karena dari segi efisiensi listrik kalah dengan pengapian modern.
2. Sistem Pengapian Transistor
Sistem pengapian transistor menjadi skema pengapian dengan komponen elektronika, namun masih tetap ada beberapa komponen mekanis. Sistem pengapian transistor adalah rangkaian kelistrikan yanh menggunakan transistor sebagai pemutus arus primer.
Secara prinsip, sistem ini sama seperti sistem konvensional hanya saja ada output kumparan primer coil akan dihubungkan dengan sebuah transistor selaku saklar elektronik. Sementara untuk membagi tegangan, komponen distributor tetap disediakan.
Ada dua macam pengapian transistor yakni
Tipe semi-transistor, masih menggunakan kontak point yang dijadikan pemutus arus basis pada kaki transistor.
Tipe fully-transistor, tipe full transistor menggunakan signal generator yang menggantikan kontak point. Penggunaan signal generator ini tidak menimbulkan gesekan karena bekerja secara magnetic. Selengkapnya simak cara kerja pengapian elektronik.
3. Sistem pengapian CDI
Sistem pengapian berikutnya lebih banyak diaplikasikan pada sepeda motor. Pengapian CDI menggunakan capasitor yang dapat menyimpan dan mengeluarkan semua arusnya dengan cepat.
Cara kerja CDI dimulai ketika magnet menghasilkan arus saat engkol mesin berputar. Arus yang dihasilkan dalam bentuk AC akan disalurkan kedalam Capasitor unit agar arusnya bisa diserap. Dilain tempat ada pulser yang akan menentukan timming pengapian berdasakan kemagnetan.
Saat pulser mengirimkan triger maka capasitor akan mengeluarkan (discharge) seluruh arus listriknya ke coil primer. Didalam coil tegangan listrik diperbesar lagi sehingga mampu mengeluarkan api pada busi. Lebih detailnya bisa anda simak pada cara kerja pengapian CDI motor.
4. Sistem pengapian DLI
DLI merupakan singkatan dari distributor less ignition. Seperti namanya, sistem ini tidak menggunakan komponen distributor. Lantas, bagaimana kinerjanya ?
DLI banyak diaplikasikan pada mobil-mobil modern, biasanya menggunakan dual coil pack atau single coil pack. Dengan kata lain, setiap busi akan dilayani oleh sebuah coil, sehingga satu coil hanya akan meningkatkan tegangan untuk satu busi.
Dalam hal ini, pada mesin 4 silinder misalnya maka ada 4 input yang masing-masing akan memberi perintah kapan coil akan bekerja. Input ini diatur oleh ECM dengan bantuan sensor CKP, CMP dan beberapa sensor lain.
Pada tipe single coil pack maka keberadaan kabel busi juga ditiadakan karena output coil akan langsung disalurkan melalui per ke busi, Tentunya ini meningkatkan efisiensi penyaluran energi listrik. Untuk mempelajari DLI bisa anda simak cara kerja pengapian DLI
Demikian artikel lengkap dan detail mengenai macam macam sistem pengapian pada mobil dan motor, semoga bisa menambah wawasan kita dan bermanfaat bagi kita semua.
Buka juga :
Post a Comment for "4 Macam Sistem Pengapian + Cara Kerja dan Rangkaiannya"
Silahkan berkomentar disini